Apresiasi Seni


PENGANTAR
DASAR-DASAR SENI RUPA

A.           PENGERTIAN SENI

1.  Peristilahan kata “SENI” berasal dari berbagai bahasa antara lain :
-         Dalam bahasa Sansekerta kata “SENI” disebut “C,ILPA” berarti berwarna. Sebagai kata jadinya, “SU-CILPA” berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah. Sebagai kata benda berarti pewarna.
-         Dalam bahasa latin abad pertengahan disebut ARS artinya teknik atau craftmansip artinya ketangkasan.
-         Dari bahasa Itali yaitu l’arre
-         Dari bahasa Belanda yaitu genie=jenis
-         Dari bahasa Perancis yaitu l’art
-         Dari bahasa Inggris yaitu art
-         Dari bahasa Jerman yaitu kunst

2. “SENI” menurut para Filosof
a. Ki Hajar Dewantara
    Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbuk dari hidup perasaannya dan bersifat indah, hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia lainnya.

b. Herbert Read
    Seni adalah ekspresi, eksponen aktivitas ini adalah manusia, basis aktivitas artistiknya ialah pengamatan terhadap kualitas materil, penyusunan dari aktivitas tersebut menjadi bentuk serta pola yang menyenangkanm, susunan persepsi tersebut dalam pembuatannya dihubungkan dengan emosi atau perasaan yang dirasakan sebelumnya.

Kesimpulan dapat kita ambil secara sederhana sbb :

Pengertian SENI adalah merupakan hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman batinnya.
Kelahirannya tidak didorong oleh hasrat untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, melainkan merupakan usaha melengkapi dan menyempurnakan derajat kehidupan lahir dan batin.

3. Pada dasarnya apa yang disebut SENI, dapat digolongkan menjadi 3 bagian besar yakni :

     3.1. Visual Art,
             segala jenis seni yang diproses penghayatannya dilakukan melalui
             indra penglihatan.
             Contoh : Karya-karya seni rupa dua dan tiga dimensional

     3.2. Auditory Art :
            Segala jenis seni yang diprosese penghayatannya dilakukan melalui indra
            pendengaran
            Contoh, seni Vcal, instrumental, tembang

    3.3. Visual Auditory Art
            Segala jenis SENI yang proses penghayatannya melalui indra penglihatan dan  
            pendengaran sekaligus.
            Contoh, seni drama, tari, opera, film, wayang

B. PENGERTIAN SENI RUPA

Hakekat seni rupa adalah karya seni Visual, artinya karya tersebut hadir berupa bentuk konkrit yang dapat dilihat, diraba, dihayati dan dinilai.

C. PENGERTIAN SENI RUPA INDONESIA

Segala bentuk seni yang perujudannya hadir secara konkrit dalam bentuk rupa, lahir, tumbuh dan berkembang di kepulauan Indonesia sampai sekarang.

D. KLASIFIKASI SENI RUPA INDONESIA

1. Pengelompokana Seniman :

    a.     Seniman Aktif, apabila ia mengepresikan ide atau gagasan-gagasan kreatif
            dalam upaya penciptaan karya seni.

    b.     Seniman Pasif, seniman yang turut serta aktif dalam kegiatan seni, tetapi
            mereka tidak menciptakan karya seni secara langsung.

2. Ditinjau dari Segi Nilai Ekspresi :

    a.     Kelompok Perenung ( The Meditaties ).
            Senantiasa menciptakan karya-karya yang mempunyai nilai filosofis dari hasil
            renungannya.
            Misalnya : Cokot, Jim Supakat , Ahmad Sadali , dan Nasahar.

    b.     Kelompok Ekspresif.
           Yakni kelompok seniman yang mementingkan makna ungkapan dalam karya-
            karyanya.
            Misalnya : Affandi , S. Sudjojono , Hardi Bonyong , Runni Ardhi.

    c.     Kelompok Dekoratif. 
            Sekelompok seniman yang dalam kegiatannya lebih banyak berorientasi
            kepada nilai hias.
            Misalnya ; Kartono Judokusumo , Suparto , Batara Lubis , Amri Yahya ,
            Mustika , Hatta Hambali , dan Irsam

3. Ditinjau dari Konsep dan Teknik Pengungkapan :

    a.     Kelompok Mimesis , yaitu kelompok seniman yang mempunyai pandangan 
            bahwa seni pada hakekatnya adalah peniruan alam.

b.        Kelompok Strukturalis , yaitu yang mementingkan segi opticism yang
         menggetarkan naluri estetis secara universal.
            Misalnya : karya-karya Piet Mondrian , Victor Vasarely Handrio , Oesman
            Effendi , Nashar , Rudi Isbandi Nanik Mirna , Nunung.

b.            Kelompok Emosionalis, yaitu kelompok seniman yang lebih mengutamakan
         gejolak perasaan dalam proses penciptaan karya.
            Misalnya : S.Soejojono , Affandi , Hendra Gunawan , Surono , Otto Djaja ,
            Trubus , Amrus Natalsya.

c.             Kelompok Formalis, yakni kelompok seniman yang sepenuhnya memuja   
         bentuk karya seni rupa.
            Misalnya : Ahmad Sadali , Umi Dahlan , Dolorosa Sinaga , Ratna Siagian ,
            Rita Widagdo.

4. Berdasarkan konsep dan sumber Ilham Pencipta : 

   a.           Seni Rupa Relegius, yakni karya seni rupa yang diciptakan oleh para seniman
           berdasarkan system kepercayaan yang mengandung keyakinan tentang sifat-
           sifat Tuhan   ( Supernatural ).
           Tokoh-tokohnya : Rustamaji ( pelukis naturalis ) , Ahmad Sadali ( pelukis
           abstrak yang bernafaskan nilai ke-islaman.

   b.     Seni Rupa Murni ( Pure Art )
           Seni rupa murni , yakni karya-karya seni rupa yang diciptakan senimannya
           sebagai media espresi.
           Istilah Seni Murni ( Pure Art ) disebut juga fine art = seni indah. Istilah  
           populernya I’art pour I’art artinya seni untuk seni. ( seni lukis dll ).

c.     Seni Rupa Terpakai ( applied art ) yakni karya-karya seni rupa yang langsung
       terpakai pada kehidupan sehari-hari.
          Contoh : Seni Kramik , Seni Grafis , Disain Industri , Interior , Eksterior , Tata
          Kota , Furneture.

5. Penggolongan Seni Rupa Indonesia Ditinjau dari Segi Dimensi Bentuknya :
 
   a.          Seni Rupa Dua Dimensi , yaitu karya-karya seni rupa yang perujudannya
          bentuk diterapkan di atas permukaan bidang datar , formatnya berisi panjang
          dan lebar.
          Contoh : seni lukis , seni ilustrasi , seni grafis , seni batik , fotografi dll.

b.    Seni Rupa Tiga Dimensi yaitu karya-karya seni rupa yang memiliki ukuran
       panjang , lebar dan tinggi , sehingga mempunyai volume dan membutuhkan
       ruang.
          Contoh : seni patung , seni arsitektur , disain tri matra seperti maket tugu ,
                         Monument , seni kramik , seni ferneture.

6. Penggolongan Seni Rupa Indonesia dari Segi Pengembangan Obyeknya :

a.      Seni Rupa Figuratif , yakni karya-karya seni rupa yang proses penggambaran
       ujudnya bertolak dari kenyataan alamiah . Karena dalam penggambarannya
       senantiasa menggunakan figur sebagai obyek maka disebut seni rupa figurative.
         Contoh : Corak Naturalis , Realis , Surealis , Corak Dekoratif , Realisme Baru ,
                      Pop Art terkecuali abstraksionisme.

 b.    Seni Rupa  Non Figuratif , yakni karya-karya seni rupa yang proses
        penggambaran ujudnya tidak mewakili bentuk-bentuk yang ada di alam.
          Dikatakan seni rupa non figurative karena istilah ini sering disebut non obyektif  
          atau seni rupa representative.
          Contoh:yang menganut konstruktivisme , supertivisme , abstrak ekspresionisme
                      Action painting , field painting , neo plasticisme , optical art.

7. Penggolongan Seni Rupa Berdasarkan Benda Seninya :

a.     Seni Rupa Mayor,  yakni karya-karya seni rupa yang dalam proses  
       penciptaannya senantiasa menyertakan segi kefilsafatan.
          Contoh : Karya-karya seni lukis , seni patung.

b.    Seni Rupa Minor , yakni karya-karya seni rupa yang dalam proses
       penciptaannya untuk memperindah benda-benda yang dipergunakan manusia
       dalam kehidupan sehari-hari.
          Contoh : Prabot Kayu , Kerajinan Perak , emas, kulit.

8. Penggolongan Seni Rupa Indonesia Berdasarkan Sifat dan Ciri-ciri
    Bentuknya :

a.     Seni Rupa Primitif , yakni karya-karya seni rupa yang memiliki sifat-sifat dan
       ciri-ciri kebentukan naïf , sederhana, karya ini memiliki kekuatan magis.
          Ungkapan dalam bentuk karya diujudkan dengan symbol-simbol . Lukisan ini
          berupa, garis-garis , lengkungan , lingkaran dan pilin.

b.    Seni Rupa klasik , yakni karya-karya seni rupa yang memiliki sifat dan ciri-ciri
 di bawah pengaruh kesenian Hinduistis dan Budhistis.
          Contoh : Candi , Stupa , Rumah Pemujaan , Wihara dan lain-lain.

c.     Seni Rupa Modern , sebutan seni rupa modern dipakai untuk karya-karya seni
       rupa yang memiliki sifat dan ciri-ciri kreatif dalam perujudannya
       mementingkan unsur-unsur kesegaran , kepribadian dan sadar untuk bebas dari
       ikatan tradisi ikatan social , serta patron atau diktator seni.
          Tokohnya : Raden Saleh.

   d.    Seni Rupa Kontemporer , yaitu karya-karya seni rupa kontemporer  
          mengutamakan otonomi seni dan studi-studi eksperimental.

E.   FUNGSI SENI RUPA INDONESIA

1.   Seni Rupa Sebagai Media Ekspresi :
      Karena merupakan sarana penyampaian ide dan kehendak seniman lewat
      penciptaan karya seni .
      Sumber Ilham :
      a. Hubungan manusia dengan Tuhan atau kepercayaan.
      b. Hubungan manusia dengan alam.
      c. Hubungan manusia dengan masyarakat.
      d. Hubungan manusia dengan diri sendiri.

2.   Seni Rupa Sebagai Media Komunikasi :
      Lewat karya seni rupa seniman sekaligus dapat menyampaikan informasi tentang buah pikiran , perasaan , ide-ide serta harapan-harapannya kepada halayak ramai , sebaliknya merupakan sarana penyampaian kepada publik.
      Contoh : melalui aktivitas pameran-pameran

3.   Seni Rupa Sebagai Media Rekreasi :
Karena seni termasuk seni rupa dapat memberikan suatu kesenangan dan kepuasan spiritual baik bagi seniman maupun bagi masyarakat yang menikmati karya itu . Seniman juga sekaligus menikmati kesenangan tertentu dalam proses penciptaan karya tersebut, artinya seniman memperoleh kesenangan batin ketika berkarya.

4.   Seni Sebagai Media Terapi :
      Melalui penciptaan karya seni rupa seseorang dapat menyalurkan berbagai masalah yang dihadapinya. Endapan hasrat dan keinginan jiwa yang membutuhkan penyaluran. Berfungsi memelihara keseimbangan jiwa murni agar tetap dalam kondisi sehat dan normal.
      Contoh : Karya Affandi , Sudibiyo , yang berurusan dengan perikemanusiaan , penderitaan , proses social.

F.   ALIRAN DAN TOKOH-TOKOH DALAM SENI RUPA

1.   Primitivisme :
      Adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat sederhana , naïf , spontan , murni , baik  dari segi pengolahan bentuknya maupun pewarnaan . Perwujudan bentuk dekoratif , ornamen , dengan pengulangan motif yang sama.

2.   Naturalisme :
      Adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam yang sebenarnya . Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi , anatomi , perspektif , dan tekni pewarna untuk mencapai kemiripan sesuai dengan apa yang dicerap mata.
      Tokoh : Basuki Abdullah , Trubus , Pringadi , Dullah , Abdullah SR , Rustamaji.

3.   Realisme :
      Corak karya seni rupa ini menunjukan keyakinan seminan terhadap realisme dunia yang kesal mata sebagai obyek pencipta karya seni. Corak ini muncul di dunia barat abad ke 17.
      Pada umumnya Realisme dibedakan menjadi dua kategori yakni :
      a.   Realisme Fotografi yang mementingkan imitasi seperti apa adanya.
      b.   Realisme Sosialis yang cenderung mengungkap adegan-adegan kehidupan
            manusia yang serba melarat , getir dan pahit.
            Tokoh-tokoh : Raden Saleh ( realisme romantis ).
                                    Rustamaji (realisme fotografis ).
                                    S. Soedjojono , Dullah , Dede Erisupria ( realisme baru ).


4.   Impresionisme      : 1874
      Corak ini tidak melukiskan bentuk dengan tegas melainkan melukiskan cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut kepada mata kita . Nama lain dari “impresionisme” sering pula dipergunakan “REALISME CAHAYA” dan “Outdoor painting”.
      Toko-tokoh di Indonesia :
      - Trubus , Zaini , Ernest Dezentje , Hendra Gunawan ( Impresionisme dekoratif )

5.   Ekspresionisme    : Abad ke 20
      Corak ini sangat invidualistis , seniman lebih mengutamakan curahan batin sendiri, bukan mengungkapkan gejala konkrit secara kasat mata melainkan mengungkapkan kehidupan dunia batin intuisi seniman.
      Tokoh-tokoh :
-         Affandi , Srihadi , Nashar , Abas Alibasyah , Popo Iskandar.

6.   Kubisme 1907 ( Pablo Picasso )
      Corak ini merupakan hasil penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris. Dengan demikian seni kubis lebih banyak berorientasi pada segi penataan bentuk dan warna , baik aspek garis , bidang , sudut-sudut maupun organisasi keseluruhannya.
      Aliran ini dalam pengembangannya mengenai periode analitis dan periode sintesis.
      Kubisme dikenal di Indonesia sejak tahun 1950
      Tokoh-tokoh : - Ahmad Sadali , Srihadi, G. Sidarta.
                              - Abas Alibasyah , But Muctar.
                              - Yusuf Afandi , A.D. Pirous.

7.   Surealisme.
      Aliran ini mengutamakan kebebesan berkarya samapi pada di luar kenyataan .
      Ciri-cirinya senantiasa memanefesikan suasana misteri , asing aneh , seperti di alam khayal atau mimpi.
      Surealisme dapat dibedakan menjadi dua bagian :
a.       Surealisme Figuratif ( Salvador Dali )
b.      Surealisme Non Figuratif ( Joan Miro )
      Tokoh-tokoh di Indonesia : - Sidibio , Sidiarjo.
                                                  - Amang Rahman.

8.   Abstraksionisme :
      Corak ini cenderung tidak mementingkan peniruan bentuk-bentuk alami , dalam arti menolak gejala mimesis dalam proses penciptaan karya seni rupa.
      Bagian dari cabang abstrak ini di kenal :
     
8.1  Superematisme             8.5 Field Painting
8.2  Konstruktivisme                        8.6 Action Painting
8.3  Neo Plastisme                          8.7 Tachisme
8.4  Purisme                                    8.8 Optical Art

Ciri-ciri seni rupa abstrak adalah pentingnya unsure bentuk , komposisi garis , bidang , warna , tekstur ( lukisan ) ditambah unsur volume dan ruang dalam seni arsitektur dan patung.
Tokoh-tokoh : - Ahmad Sadali – Fajar Sidik - Handrio
            - Oesman Effendi – Amri Jaya , Edith Ratna
            - Dolorosa Sinaga , Narsen Aftara
            - But Muchtar , Hatta Hambali 

9.   Dekorativisme :
      Corak ini menyederhanakan dengan jalan mengadakan distorsi. Ciri-ciri bersifat kaku , kegarisan , ritmis , pewarnaan yang merata dan secara umum mempunyai kecenderungan menghias.
      Seni rupa dekoratif dapat digolongkan menjadi dua bagian besar :

a.   Dekoratif Figuratif , berhubungan dengan bentuk-bentuk alamiah.

b.   Dekoratif Abstrak , bebas dari peniruan alam
      Jenis seni rupa ini dapat dibagi dua :
      - Dekoratif Geometris , ( rasional , terikat , pengulangan motif )
      - Dekoratif Intuitif , ( Emosional , bebas dari pola motif )

      Tokoh-tokoh : - Kartono Judokusumo , Widayat ,
                              - Suparto , Ratmoyo , Bagong Kusdiarjo , Batara Lubis , dll.

10. Seni Rupa Baru ;
      Seni rupa baru bukan aliran , melainkan penamaan sekelompok seniman muda melakukan semacam resolusi konsep penciptaan seni rupa . Mereka mendobrak , sikap alixisme , mitos  dan batasan-batasan seni ruoa mengekang kebebasan berkreasi.
      Untuk memahami garis-garis besar aliran ini marilah kita soroti satu persatu :

a.   Conseptual Art , suatu paham yang mengutamakan gagasan . Salah satu ciri seni
      konsep ialah tidak bertujuan komersial.
      Tokoh-tokoh : Banyong Munni Ardhi
                              Gendut Riyanto ( ITB )
                               Slamet Riyadi ( ASRI )

b.   Pop Art , berusaha melenyapkan perbedaan antara subyek dan obyek , ciri-cirinya :     popular , irit biaya , hasil produksi massa mungkin tak abadi . Tema-tema seni pop
      terutama persoalan bisnis , misalnya iklan , pembungkus dll.
      Tokoh-tokoh : Ronald Manullang , Jim Supakat
                              Pandu Sudewo , Wagiono S dll.

c.   Happening Art
      Kecenderungan seni yang mengutamakan unsur seni rupa , drama , musik , film , tari dalam setiap kombinasi yang tidak biasa.
      Tokoh-tokoh : Bonyong Murni Ardhi , Harry dll.




d.   Optical Art
      Manifestasi keseniannya berusaha mengeksploitir illusi optik atau retinal art. Karyanya menampilkan bentuk atau ujud teratur dan geometris.
      Tokoh-tokoh : Nanik Mirna , Harsono , Anyol Subrato , Sugeng Santoso.

e.   Environment Art :
      Istilah ini digunakan untuk menunjukan karya seni yang ditata dalam ruang tiga dimensional.
      Materi yang digunakan biasanya adalah benda jadi . Misalnya , tiang-tiang , bangunan , meja , pintu , sepeda motor dll.
      Tokoh-tokoh : Danarto , Bonyong Munni Ardhi.


f.    Minimal Art :
      Istilah yang digunakan untuk menyebut karya POP ART yang sederhana , baik dari segi ide , teknik , bentuk , maupun pewarnaan .
     
g.   Realisme Baru , proses berkarya dilakukan dengan meniru foto sebagai dasar lukisan.
      Tokoh-tokoh : Dede ( teknik imitasi )
                              Hardi ( Teknik gabungan )




SENI BUDAYA
PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SENI

1. Pengertian Kebudayaan dan Seni

1.1. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya dalam pengertian yang luas adalah pancaran daripada budi dan daya. Seluruh
apa yang difikir, dirasa dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan
kehidupan. Budaya adalah cara hidup sesuatu bangsa atau umat. Budaya tidak lagi
dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa
untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang
kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah bendabenda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Menurut Koentjoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam tiga sistem, pertama
sistem budaya yang lazim disebut adat-istiadat, kedua sistem sosial di mana merupakan
suatu rangkaian tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, sistem teknologi sebagai
modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan jasmaniahnya.
Berdasarkan konteks budaya, ragam kesenian terjadi disebabkan adanya sejarah dari
zaman ke zaman. Jenis-jenis kesenian tertentu mempunyai kelompok pendukung yang
memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi dapat menimbulkan perubahan yang
hasil-hasil seninya disebabkan oleh dinamika masyarakat, kreativitas, dan pola tingkah
laku dalam konteks kemasyarakatan.
Koentjoroningrat mengatakan, Kebudayaan Nasional Indonesia adalah hasil karya putera Indonesia dari suku bangsa manapun asalnya, yang penting khas dan bermutu sehingga sebagian besar orang Indonesia bisa mengidentifikasikan diri dan merasa bangga dengan karyanya.Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya
sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing tantangan yang member bentuk kesenian, yang merupakan bagian dari kebudayaan.

Apa-apa saja yang menggambarkan kebudayaan, misalnya ciri khas :

a. Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan daerah lainnya, sebagai contoh ciri
khas rumah adat di Jawa mempergunakan joglo sedangkan rumah adat di Sumatera dan rumah adat Hooi berbentuk panggung.

b. Alat musik di setiap daerah pun berbeda dengan alat musik di daerah lainnya. Jika
dilihat dari perbedaan jenis bentuk serta motif ragam hiasnya beberapa alat musik sudah dikenal di berbagai wilayah, pengetahuan kita bertambah setelah mengetahui alat musik seperti Grantang, Tifa dan Sampe.

c. Seni Tari, seperti tari Saman dari Aceh dan tari Merak dari Jawa Barat.

d. Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam dari
daerah tertentu, dibuat di atas media kain, dan kayu.



e. Properti Kesenian
Kesenian Indonesia memiliki beragam-ragam bentuk selain seni musik, seni tari, seni
teater, kesenian wayang golek dan topeng merupakan ragam kesenian yang kita miliki.
Wayang golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan teater yang menggunakan
media wayang, sedangkan topeng adalah bentuk seni pertunjukan tari yang
menggunakan topeng untuk pendukung.

f. Pakaian Daerah. Setiap propinsi memiliki kesenian, pakaian dan benda seni yang
berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

g. Benda Seni. Karya seni yang tidak dapat dihitung ragamnya, merupakan identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah Yogyakarta, karya seni dapat menjadi sumber mata pencaharian dan objek wisata.
Kesenian khas yang mempunyai nilai-nilai filosofi misalnya kesenian Ondel-ondel
dianggap sebagai boneka raksasa mempunyai nilai filosofi sebagai pelindung untuk
menolak bala, nilai filosofi dari kesenian Reog Ponorogo mempunyai nilai kepahlawanan
yakni rombongan tentara kerajaan Bantarangin (Ponorogo) yang akan melamar putri
Kediri dapat diartikan Ponorogo menjadi pahlawan dari serangan ancaman musuh, selain hal-hal tersebut, adat istiadat, agama, mata pencaharian, system kekerabatan dan sistem kemasyarakatan, makanan khas, juga merupakan bagian dari kebudayaan.

h. Adat Istiadat. Setiap suku mempunyai adata istiadat masing-masing seperti suku
Toraja memiliki kekhasan dan keunikan dalam tradisi upacara pemakaman yang biasa
disebut Rambu Tuka. Di Bali adalah adat istiadat Ngaben. Ngaben adalah upacara
pembakaran mayat, khususnya oleh mereka yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Suku Dayak di Kalimantan mengenal tradisi penandaan tubuh melalui tindik di daun telinga. Tak sembarangan orang bisa menindik diri hanya pemimpin suku atau panglima perang yang mengenakan tindik di kuping, sedangkan kaum wanita Dayak menggunakan anting-anting pemberat untuk
memperbesar daun telinga, menurut kepercayaan mereka, semakin besar pelebaran
lubang daun telinga semakin cantik, dan semakin tinggi status sosialnya di masyarakat.

1.2. Pengertian Seni
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun
dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata "sani" yang
artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART"
(artivisial) yang artinya adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni:

a. Ensiklopedia Indonesia : Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang
karena kendahan bentuknya, orang senang melihat dan mendengar
b. Aristoteles : seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya
dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan
tertentu,
c. Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya,

d. Akhdiat K. Mihardja : seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan
dalam sesuatu karya, yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani sipenerimanya.

e. Erich Kahler : seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, menciptakan
realitas itu dengan symbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil” yang
mencerminkan “dunia besar”.

Cabang-cabang Seni :
Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok :
seni rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.

1.3. Sifat Dasar Seni
Terdapat 5 ciri yang merupakan sifat dasar seni (The Liang Gie, 1976) yang meliputi :
a. Sifat kreatif dari seni. Seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu
mencipta karya baru.
b. Sifat individualitas dari seni. Karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman
merupakan karya yang berciri personal, Subyektif dan individual.
c. Nilai ekspresi atau perasaan. Dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni
harus memakai kriteria atau ukuran perasaan estetis. Seniman mengekspresikan
perasaan estetisnya ke dalam karya seninya lalu penikmat seni (apresiator) menghayati,
memahami dan mengapresiasi karya tersebut dengan perasaannya.
d. Keabadian sebab seni dapat hidup sepanjang masa. Konsep karya seni yang
dihasilkan oleh seorang seniman dan diapresiasi oleh masyarakat tidak dapat ditarik
kembali atau terhapuskan oleh waktu.
e. Semesta atau universal sebab seni berkembang di seluruh dunia dan di sepanjang
waktu. Seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Sejak jaman pra sejarah
hingga jaman modern ini orang terus membuat karya seni dengan beragam fungsi dan
wujudnya sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
1.4. Struktur Seni
The Liang Gie (1976) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsurunsur
yang membangun karya seni sebagai berikut:
a. Struktur seni merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk
suatu kesatuan karya seni yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah
garis, warna, bentuk, bidang dan tekstur.
Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan
wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.
b. Tema merupakan ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu
karya seni dapat dipahami atau dikenal melalui pemilihan subject matter (pokok soal) dan
judul karya. Pokok soal dapat berhubungan dengan niat estetis atau nilai kehidupan,
yakni berupa: objek alam, alam kebendaan, suasana atau peristiwa yang metafora atau
alegori. Namun tidak semua karya memiliki tema melainkan kritik.
c. Medium adalah sarana yang digunakan dalam mewujudkan gagasan menjadi suatu
karya seni melalui pemanfaatan material atau bahan dan alat serta penguasaan teknik
berkarya. Tana medium tak ada karya seni.
d. Gaya atau style dalam karya seni merupakan ciri ekspresi personal yang khas dari si
seniman dalam menyajikan karyanya. Menurut Soedarso SP (1987), gaya adalah ciri
bentuk luar yang melekat pada wujud karya seni, sedangkan aliran berkaitan dengan isi
karya seni yang merefleksikan pandangan atau prinsip si seniman dalam menanggapai
sesuatu.

1.5. Pengertian Nilai Seni
Menurut (Purwadarminto, 1976), kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau
kualitas. Untuk mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting
yang bermutu atau berguna dalam kehidupan manusia. Dalam estetika, “nilai” diartikan
sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat,“nilai”
berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan,
dan sebagainya Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya
seni, baik kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai
yang dimiliki karya seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh
seniman/seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian
diekspresikan daam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik
seni).
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup:
        1) nilai keindahan,
        2) nilai pengetahuan,
        3) nilai kehidupan.
Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis
yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,
yakni:
a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral
dan keindahan intelektual),
b) keindahan dalam arti estetis murni, b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.

Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya
mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam
karya seni dan benda-benda lainnya.
Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagai seniman beranggapan
lebih penting menggoncang publik dengan nilai estetis legatif (ugliness) daripada
menyenangkan atau memuaskan mereka. Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif.
1.6. Pengertian Ekspresi
Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan
karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi;
media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer
adalah gerak, suara dan lakon.

1.7. Fungsi dan Tujuan Seni
a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagi pesan religi atau keagamaan. Contoh : kaligrafi, busana
muslim/muslimah, dan lagu-lago rohani
Seni yang digunakan untuk sebuah upacara yang berhubungan dengan upacara
kelahiran, kematian, ataupun pernikahan. Contoh : Gamelan yang dimainkan pada
upacara Ngaben di Bali yakni gamelan Luwang, Angklung, dan Gambang. Gamelan di
Jawa Gamelan Kodhok Ngorek, Monggang, dan Ageng.
b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan misalnya musik. Contoh : Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, Angklung dan Gamelan juga bernilai pendidikan dikarenakan
kesenian tersebut mempunyai nilai sosial, kerjasama, dan disiplin.
Pelajaran menggunakan bantuan karya seni. Contoh : gambar ilustrasi buku pelajaran,
film ilmiah atau dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat peraga IPA
c. Fungsi Komunikasi
Seni dapat digunakan sebagai alat komunikasi seperti pesan, kritik sosial, kebijakan,
gagasan, dan memperkenalkan produk kepada masyarakat. Melalui media seni tertentu
seperti, wayang kulit, wayang orang dan seni teater, dapat pula syair sebuah lagu yang
mempunyai pesan, poster, drama komedi, dan reklame.
d. Fungsi Rekreasi/Hiburan
Seni yang berfungsi sebagai sarana melepas kejenuhan atau mengurangi kesedihan,
sebuah pertunjukan khusus untuk berekspresi atau mengandung hiburan, kesenian yang
tanpa dikaitkan dengan sebuah upacara ataupun dengan kesenian lain.
e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak
untuk hal yang komersial, misalnya terdapat pada musik kontemporer, tari kontemporer,
dan seni rupa kontemporer, tidak bias dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa
dinikmati para seniman dan komunitasnya.
f. Fungsi Guna (seni terapan)
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media
ekspresi disebut sebagai karya seni murni, sebaliknya jika dalam proses penciptaan
seniman harus mempertimbangkan aspek kegunaan, hasil karya seni ini disebut seni
guna atau seni terapan. Contoh : Kriya, karya seni yang dapat dipergunakan untuk
perlengkapan/peralatan rumah tangga yang berasal dai gerabah dan rotan.
g. Fungsi Seni untuk Kesehatan (Terapi)
Pengobatan untuk penderita gangguan physic ataupun medis dapat distimulasi melalui
terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan latar belakang kehidupan pasien. Terapi
musik telah terbukti mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis trauma pada suatu kejadian, dan lain-lain. Menurut Siegel (1999)
menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan yang
dapat merangsang sistem limbic jarikan neuron otak. Menurut Gregorian bahwa gamelan
dapat mempertajam pikiran.

1.8. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya
seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap
segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut
dengan semestinya. S.E. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi adalah mengenali
karya sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan untuk mencermati
kelebihan dan kekurangan terhadap karya.
Kegiatan apresiasi meliputi :
a. Persepsi
Kegiatan mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di
Indonesia, baik tradisi, maupun moderen
Pada kegiatan persepsi kita dapat mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan
mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pemberian pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah seni
yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing
bidang seni.
c. Pengertian
Membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai wujud seni, berdasarkan
pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang dipelajari, menafsir objek yang
diapresiasi.
e. Penilaian
Melakukan penilaian tehadap karya-karya seni yang diapresiasi, baik secara subyektif
maupun obyektif.
f. Apresiasi

Menurut Soedarso (1987) ada tiga pendekatan dalam melakukan apresiasi yakni : 1).
pendekatan aplikatif, 2). pendekatan kesejarahan, 3). Pendekatan problematik.
Pendekatan aplikatif, adalah pendekatan dengan cara melakukan sendiri macam-macam
kegiatan seni. Pendekatan kesejarahan adalah, dengan cara menganalisis dari sisi
periodisasi dan asal usulnya. Sedangkan pendekatan problematik, dengan cara
memahami permasalahan di dalam seni.
Seorang pengamat akan berbeda dengan pengamat lainnya dalam menilai sebuah
pertunjukan seni. Hal ini didasarkan pada pengalaman estetik, dan latar belakang
pendidikan yang berbeda.